Perekonomian
Terbuka
Ada beberapa keuntungan dalam perdagangan
international terbuka : perdagangan memungkinkan untuk penghasilan
produk-produk baru dan mengonsumsi berbagai barang dan jasa yang dihasilkan
seluruh dunia.
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang
berinteraksi secara bebas dengan perekonomian Negara lain, sebaliknya ekonomia
tertutup merupakan perekonomian yang tidak berinteraksi sama sekali dengan
Negara lain. Dalam perekonomian terbuka pasti adanya arus barang : ekspor,
impor dan ekspor neto.
Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di
dalam negeri untuk dijual keluar negeri, sedangkan impor merupakan barang dan
jasa yang diproduksi di luar negeri untuk dijual ke dalam negeri. Ekspor neto
setiap Negara adalah nilai ekspor Negara tersebut dan dikurangi dengan nilai
impornya. Karena ekspor neto menunjukkan apakah suatu Negara merupakan penjual
atau pembeli di pasar barang dan jasa dunia, ekspor neto juga disebut sebagai
neraca perdagangan. Jika ekspor neto bernilai positif, ekspor lebih besar
dibandingkan dengan impor yang mengindikasikan bahwa Negara tersebut lebih
banyak menjual barang dan jasa ke luar negeri dibandingkan dengan membeli
barang dan jasa dari bangsa lain. Oleh karena itu, Negara tersebut dikatakan
memiliki surplus perdagangan. Jika ekspor neto bernilai negative, ekspor lebih
kecil dibandingkan dengan impor yang mengindikasikan Negara tersebut lebih
sedikit menjual barang dan jasa ke luar negeri dibandingkan dengan membeli
barang dan jasa dari negera lain, yaitu disebut dengan deficit perdagangan.
Jika ekspor neto bernilai nol, ekspor dan impor memiliki jumlah yang sama.
Demikian Negara tersebut dikatakan perdagangan seimbang.
Faktor yang mungkin memengaruhi ekspor, impor, dan
ekspor neto suatu Negara :
1. Selera
konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri
2. Harga
barang di dalam negeri dan luar negeri
3. Nilai
tukar di mana orang-orang dapat menggunakan mata uang domestic untuk membeli
mata uang asing
4. Pendapatan
konsumen di dalam dan luar negeri
5. Biaya
transportasi barang dari satu Negara ke Negara lain
6. Kebijakan
pemerintah terhadap perdagangan internasional
Aliran sumber daya keuangan : Arus keluar modal neto
Istilah arus keluar modal neto merujuk pada
pembelian asset luar negeri oleh warga domestic dikurangi dengan pembelian
asset domestic oleh warga asing. Terkadang disebut dengan investasi luar negeri
neto. Ketika seseorang warga singapura membeli saham di perusahaan
telekomunikasi hongkong, pembelian tersebut mengurangi arus keluar modal neto
singapura. Sementara itu, ketika seorang warga Filiphina membeli surat obligasi
yang dikeluarkan oleh pemerintah Singapura, pembelian tersebut mengurangi arus
keluar modal neto Singapura.
Pembahasan
variable yang lebih penting yang memengaruhi arus keluar modal neto
·
Suku bunga riil
yang dibayarkan atas asset luar negeri
·
Suku bunga riil
yang dibayarkan atas asset domestic
·
Risiko ekonomi
dan politik dalam memegang asset luar negeri
·
Kebijakan
pemerintah yang memengaruhi kepemilikan asset domestic oleh investor asing
Sebagai contoh, seorang
Singapura sedang mempertimbangkan untuk membeli surat Obligasi pemerintah
Thailand atau Singapura. (Ingat bahwa surat obligasi adalah IOU dari penerbit
surat obligasi.) Untuk mengambil keputusan ini, investor Singapura
membandingkan suku bunga riil yang ditawarkan oleh kedua surat obligasi ini.
Persamaan Ekspor Neto
dan Arus keluar Modal Neto
Kita telah mengetahui
bahwa Negara perekonomian terbuka berinteraksi dengan Negara lain dengan dua
cara di pasar barang dan jasa dunia dan di pasar uang dunia. Ekspor neto dan
arus keluar modal neto masing-masing mengukur jenis ketidakseimbangan dalam
pasar-pasar ini. Ekspor neto mengukur ketidakseimbangan antar ekspor dan impor
suatu Negara. Arus keluar modal neto mengukur ketidakseimbangan antara jumlah
asset asing yang dibeli oleh warga domestic dan jumlah asset domestic yang
dibeli oleh orang asing.
Fakta yang penting
menyatakan bahwa untuk sebuah perekonomian sebagai satu keseluruhan,
ketidakseimbangan ini harus mengimbangi satu sama lain, yakni arus keluar modal
neto (NCO) selalu sama dengan ekspor neto (NX). Persamaan ini muncul karena
setiap transaksi yang memengaruhi salah
satu sisi persamaan ini juga memengaruhi sisi lain dengan jumlah yang sama.
Persamaan ini adalah sebuah identitas sebuah persamaan yang harus muncul karena
cara variable ditentukan dan diukur dalam persamaan tersebut.
Tabungan, investasi,
dan hubungannya dengan arus internasional
Produk domestic Bruto
suatu Negara (Y) terbagi ke dalam empat komponen : Konsumsi (C) investasi (I)
belanja pemerintah (G) dan ekspor neto (NX)
Tabungan (S) nasional
sama dengan Y-C-G. Jika kita menyusun ulang persamaan tersebut untuk
menggambarkan fakta ini, kita akan memperoleh
Y-C-G
= I + NX
S
= I + NX
Karena ekspor neto (NX)
juga sama dengan arus keluar modal neto (NCO), kita dapat menuliskan
persamaannya sebagai berikut. S = I + NCO. Persamaan ini menunjukkan bahwa
tabungan suatu Negara harus sama dengan investasi domestiknya ditambah dengan
arus keluar modal netonya.
Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang
saat menukarkan mata uang suatu Negara dengan mata uang Negara lain. Jika nilai
tukar berubah, perubahan itu disebut dengan apresiasi, yaitu peningkatan nilai
mata uang yang diukur oleh jumlah mata uang asing yang dapat dibeli, sedangkan
depresiasi merupakan penurunan nilai mata uang yang diukur oleh jumlah mata
uang asing yang dapat dibeli.
Nilai tukar riil adalah
nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu Negara
dengan barang dan jasa Negara lain.
Paritas daya beli
merupakan teori nilai tukar yang menyatakan bahwa satu unit mata uang tertentu
harus mampu membeli barang dalam jumlah yang sama di semua Negara.
Logika dasar dari teori
paritas daya beli, teori ini didasarkan pada prinsip yang disebut dengan hukum
satu harga. Hukum ini menyatakan bahwa sebuah barang harus dijual dengan harga
yang sama di semua lokasi.
Implikasi teori paritas daya beli, teori ini menjelaskan bahwa nilai tukar nominal antara mata uang dua Negara bergantung pada tingkat harga di Negara-negara tersebut.
Implikasi teori paritas daya beli, teori ini menjelaskan bahwa nilai tukar nominal antara mata uang dua Negara bergantung pada tingkat harga di Negara-negara tersebut.
N. GERGORY MANKIW, EUSTON QUAH, PETER
WILSON, Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta : Salemba Empat, 2013
Komentar
Posting Komentar